Credit : celsianeducation
Pendidikan. Sebuah kata yang selalu dianggap sebagai kebutuhan penting bagi tiap orang. Tidak salah memang, mengingat nilainya yang jauh lebih berharga dari harta benda lainnya. Ibarat kata, banyak orang yang memiliki harta tapi tidak dengan pendidikan. Padahal pendidikan adalah modal utama untuk mengelola harta tersebut dengan baik dan benar.
Apalagi di zaman modern seperti saat ini. Dimana teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat, seolah tidak segan meninggalkan manusia-manusia yang tidak bisa beradaptasi dengan keberadaannya. Perkembangan yang pesat tersebutlah yang kemudian memaksa orang untuk menguasai berbagai bidang ilmu tertentu. Salah satunya melaui pendidikan.
Tidak harus melulu di dalam negeri, pendidikan ini bisa didapat di berbagai Negara lain. Terutama Negara tetangga yang memang sudah terkenal akan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasinya. Salah satunya adalah Jepang.
Memang sudah bukan hal aneh jika banyak orang yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke negeri matahari terbit ini. Sistem pendidikan dan teknologinya yang sangat maju membuatnya jadi sasaran favorit para penimba ilmu dari berbagai Negara, termasuk Indonesia. Sebut saja berbagai robot lucu dna keren yang cukup mudah ditemui di berbagai tempat di Jepang, seperti robot memasak di restoran dan lainnya.
Selain kemajuan teknologi tersebut, berikut 3 alasan utama kenapa Jepang harus jadi pilihan Anda untuk melanjutkan sekolah.
- Pendidikan Kelas Dunia
Credit : japantimes
Sudah bukan rahasia lagi kalau sistem pendidikan di Jepang dinobatkan menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Bagaimana tidak. Sistem ini berhasil menghasilkan sejumlah ahli yang nantinya ikut berkomitmen dalam membuat kemajuan melalui berbagai pengembangan dan penelitian. Para ahli dan ilmuwan Jepang tersebut juga sukses meraih berbagai penghargaan bergengsi dunia dalam bidang akademik. Apa yang bisa membuat Jepang dapat terus menelurkan para manusia cerdas tersebut?
Sama dengan yang ada di Indonesia, Jepang juga memiliki program wajib belajar (Compulsary Education) bagi yang berusia 6 hingga 15 tahun. Dengan program ini, Jepang memberikan akses penuh dengan mewajibkan tiap orang tua untuk menyekolahkan anaknya dan menggratiskan biaya pendidikannya selama 9 tahun (SD dan SMP).
Menariknya, program ini tidak memandang kewarganegaraan siswanya. Jadi para siswa asing yang bersekolah di Jepang bisa pindah dan mengikuti kegiatan belajar di SD dan SMP di Jepang dengan biaya dan perlakuan yang sama dengan siswa Jepang lainnya.
Keberadaan undang-undang yang mengatur program wajib belajar membuat orang tua terus mendorong anaknya untuk bersekolah. Hasilnya, belum ada orang tua yang terkena sanksi akibat tidak mengikuti program ini.
Jepang memang sangat memperhatikan pendidikan usia dini. Terlihat dari metode tersendiri yang dimilikinya, yaitu dengan melakukan proses pembelajaran awal di rumah. Tujuannya untuk menanamkan tata karma dan keterampilan lainnya. Maka tak heran kalau terdapat banyak buku dan acara televisi yang dibuat khusus untuk membantu proses pendidikan mereka. Orang tua di Jepang sangat memperhatikan pendidikan usia dini. Mereka juga tidak akan ragu untuk mendaftarkan anaknya ke TK terbaik agar bisa mendapat pendidikan awal yang baik.
Setelah menjalani pendidikan usia dini, para orang tua akan mendaftarkan anaknya ke sekolah dasar (SD). Lebih dari 99% memilih untuk melanjutkan ke sekolah umum, sementara kurang dari 1% nya memilih sekolah swasta yang cenderung lebih mahal.
SD di Jepang biasanya hanya memiliki 4 pelajaran, yaitu menulis dan membaca, budi pekerti, olahraga, dan matematika. Berbeda dengan di Indonesia, Jepang tidak memiliki ujian kenaikan kelas. Sehingga para siswa yang sudah menyelesaikan proses belajar di suatu tingkat otomatis akan langsung naik ke tingkat selanjutnya. Meski begitu, sesekali guru di Jepang tetap memberikan ujian-ujian tertentu untuk menguji daya tangkap siswa akan suatu materi.
Ketika masuk jenjang SMP, para guru tidak hanya akan menggunakan metode ceramah di depan kelas. Tapi juga menggunakan media-media lain seperti televisi, radio hingga peralatan lab.
Kelulusan para siswa SMP dan SMA di Jepang tidak hanya terpaku pada hasil dari ujian akhir saja. Melainkan dari akumulasi nilai tes sehari-hari, eskul (ekstrakurikuler), ujian tengah semester dan ujian akhir. Karenanya rate kelulusan SMP dan SMA di Jepang selalu mencapai hampir 100%.
Masa kuliah di Jepang pun dikenal sebagai saat terindah sebelum masuk ke dunia kerja. Kuliah seringkali dianggap sebagai liburan hidup. Karenanya para mahasiswa di sana selalu menikmati masa-masa kuliahnya dan bisa fokus dengan apa yang dipelajari.
Dengan sistem-sistem tersebut, bisa terlihat seberapa seriusnya kepedulian pemerintah Jepang akan pendidikan di sana. Jepang juga dikenal sangat menghargai dan menghormati orang yang berpendidikan. Bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga internasional. Pihak Jepang saat ini sedang gencar-gencarnya merekrut para pelajar asing untuk belajar di negeri sakura tersebut.
Pada bulan Mei 2012, terhitung ada sekitar 140.000 pelajar asing yang menimba ilmu di sana. Jumlah ini saja sudah sama dengan 10% dari keseluruhan jumlah pelajar yang ada di Jepang.
Apalagi kini pemerintah Jepang telah mempermudah segala urusan untuk para pelajar asing yang ingin bersekolah di sana. Mulai dari pendaftaran, pencarian pekerjaan paruh waktu, penyampaian materi, memperbanyak guru asing, hingga melakukan pertukaran pelajar.
Karenanya bukan hal aneh kalau jumlah pelajar asing selalu bertambah tiap tahunnya. Dengan terus bertambahnya jumlah pelajar asing tersebut, diharapkan pada tahun 2020 nanti akan bisa mencapai target yaitu sebanyak 300.000 pelajar.
- Pengalaman Budaya
Credit : Hisgo.com
Siapa tidak kenal samurai? Atau mungkin tradisi minum teh? Selain sistem pendidikannya , Jepang juga terkenal dengan beragam tradisi serta kebudayaannya yang unik dan menarik.
Sebut saja Kabuki yang merupakan seni teater yang merupakan perpaduan dari tari dan music Jepang. Para pemeran Kabuki selalu mengenakan make-up tebal yang terkesan menyeramkan. Tarian dan music khas Jepang yang dibawakan para pemeran tersebut membuat para penontonnya akan terhipnotis akan budaya masa lalu Jepang yang kental.
Selain itu ada upacara minum teh atau yang biasa disebut sadō atau chadō. Ritual tradisional khas Jepang ini akan mengharuskan tuan rumah untuk menyajikan teh khusus untuk beberapa tamu di ruangan khusus yang biasa disebut chashitsu. Menyajikan teh untuk upacara tersebut tidaklah mudah. Ada cara menyajikan tersendiri yang juga mencerminkan kepribadian dari orang yang membuatnya. Kalau tidak hati-hati, ritual tersebut akan jadi berantakan dan gagal.
Ada juga seni merangkai bunga bernama Ikebana yang sangat terkenal di Jepang. Orang Jepang menganggap bunga sebagai tempat bersemayamnya dewa. Karenanya bunga memiliki kehormatan tersendiri dalam budaya Jepang. Bunga tersebut akan dirangkai ke dalam bentuk tertentu dan diletakkan di depan altar utama. Sekilas terlihat sederhana. Namun, sebenarnya sangat sulit dan kompleks sehingga perlu keahlian dan pembelajaran khusus untuk membuatnya.
Jepang juga memiliki festival budaya yang selalu ramai dikunjungi. Biasanya festival tersebut dilakukan di kuil Shinto atau kuil Budha. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada beberapa acara serupa yang sedikit mencontoh festival tersebut.
Selain dari sisi budaya, keindahan alam serta ragam hidangan lokal Jepang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelajar internasional untuk menimba ilmu di sini. Bisa terlibat dalam kebudayaan Negara lain tentu bisa menjadi pengalaman berharga, bukan?
- Menambah Penghasilan
Credit : Fujiharu.com
Siapa sih yang tidak ingin menambah ilmu sekaligus uang. Kebanyakan pelajar asing yang bersekolah di Jepang memang lebih senang hidup mandiri daripada hanya mengandalkan kiriman orang tua semata.
Makanya pelajar asing yang bekerja paruh waktu (arubaito/baito) di Jepang sudah bukan hal aneh lagi. Terutama di toko dan café. Menurut survey yang dilakukan oleh Jasso pada tahun 2016 lalu, dari 4500 sample pelajar asing di Jepang, ada sekitar 74,8% yang melakukan baito. Dimana 71,15% nya memiliki tujuan untuk menambah biaya hidup selama belajar di Jepang.
Meski mendapat dukungan penuh dari pemerintah Jepang untuk melakukan baito, para pelajar asing tersebut hanya diperbolehkan bekerja maksimal 28 jam per minggu atau 4 jam sehari. Tujuannya agar para pelajar asing tersebut tidak kelelahan dan tetap bisa fokus pada kegiatan belajarnya.
Melimpahnya lowongan baito di Jepang bisa dibilang cukup berbanding terbalik dengan di Indonesia. Dimana cukup sulit mencari pekerjaan paruh waktu yang bisa dikerjakan sambil tetap belajar. Karenanya bersekolah sambil baito di Jepang menjadi momen yang berharga bagi para penimba ilmu asing di sana.
Itulah beberapa alasan kenapa Anda harus melanjutkan sekolah di Jepang. Jarak bukanlah penghambat untuk menempuh pendidikan di luar negeri, termasuk Jepang. Dengan berbagai alasan tersebut, harusnya sudah tidak ada alasan lagi untuk merasa ragu. Tertarik untuk mencoba?
Download Ebook Panduan Studi Ke Jepang
Download panduan belajar ke Jepang dalam bentuk ebook di bawah ini. Anda dapat mengunduhnya menggunakan link yang muncul setelah setelah melakukan validasi alamat email.