Serba-Serbi Arubaito, Kunci Keseruan Para Pelajar Asing di Jepang

Credit : naqiyaaiko

Belajar di Jepang belum lengkap rasanya kalau belum melakukan kerja paruh waktu di sana. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh beberapa pelajar asal Indonesia yang pernah dan sedang menempuh pendidikan di negeri Sakura tersebut.

Sebagai salah satu Negara maju di Asia, Jepang memilki kualitas hidup yang cukup tinggi. Ini dikarenakan pesatnya perputaran ekonomi serta pembangunan di negeri matahari terbit ini. Perputaran ekonomi yang pesat tersebut ditandai dengan meningkatnya kepopuleran kerja paruh waktu atau arubaito di Jepang.

Arubaito berasal dari bahasa Jerman, arbeiten, yang diartikan sebagai kerja paruh waktu. Orang Jepang biasa menyebut arubaito dengan baito. Arubaito sendiri sebenarnya merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah Jepang dalam memerangi angka buta huruf di masyarakat.

Buta huruf bisa terjadi karena masih ada sekolah yang memiliki biaya cukup mahal. Maka dari itu, pemerintah Jepang mulai berupaya membantu masyarakat agar dapat tetap mengenyam bangku pendidikan setinggi mungkin, tanpa harus membebani anggaran Negara.

Karena alasan itulah pemerintah Jepang meminta agar tiap perusahaan dapat menyediakan posisi paruh waktu bagi mereka yang butuh dukungan tertentu dalam hal financial. Hasilnya, banyak masyarakat Jepang yang akhirnya dapat membiayai pendidikannya sendiri hingga jenjang tertinggi.

Seiring dengan perkembangan zaman, terutama pada era globalisasi seperti saat ini, kebutuhan akan arubaito tidak hanya diperuntukkan bagi para pelajar dari Jepang saja, tapi juga internasional. Jepang saat ini memang telah menjadi salah satu tujuan utama para pelajar dari berbagai Negara untuk menempuh pendidikan.

Sistem pendidikan terbaik di dunia

Credit : Japaninfo

Kepedulian pemerintah Jepang akan dunia pendidikan yang amat sangat telah melahirkan sebuah sistem pendidikan terbaik di dunia. Sistem pendidikan inilah yang jadi alasan utama para penimba ilmu rela tinggal dan menempuh pendidikan di Negeri Sakura ini dalam waktu yang terbilang tidak sebentar. Selain itu, kecanggihan teknologi serta beragam kebudayaan unik  yang dimiliki Jepang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka.

Melanjutkan pendidikan di Negara orang lain bisa dibilang bukan perkara mudah. Selain harus memahami kebiasaan dan bahasa di sana, para pelajar tersebut harus mempersiapkan biaya hidup yang tentunya berbeda dengan Negara asalnya.

Tidak sedikit pelajar internasional tersebut masih bergantung pada kiriman orang tua dan beasiswa. Biasanya uang kiriman dan beasiswa tersebut sebenarnya bisa dikatakan cukup untuk menghidupi diri sendiri. Namun, ada kalanya para pelajar tersebut membutuhkan uang lebih untuk berbagai kebutuhan lain, terutama kebutuhan rohani seperti berwisata dan sebagainya.

Selain itu, banyak dari mereka yang menginginkan pengalaman kerja selama berada di Negara lain. Pengalaman ini bisa menjadi salah satu poin positif yang terdapat di resume mereka nanti. Yang tentunya dapat memperbesar kesempatan para pelajar tersebut untuk mendapat posisi yang lebih baik di perusahaan lainnya.

Karena antusiasme para pelajar internasional yang tinggi untuk menempuh pendidikan di negaranya, pemerintah Jepang pun sedikit memanjakan mereka. Mulai dari membuka beberapa peluang belajar dan beasiswa bagi pelajar dari beberapa Negara, hingga memberikan kesempatan bagi mereka untuk memiliki pengalaman arubaito.

Gaji yang didapat dari arubaito terbilang cukup lumayan. Tergantung dari lokasi dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Biasanya para pelajar tersebut akan mendapat sekitar 800 – 1.100 yen, atau 104.000 – 143.000 per jamnya.

Mengajukan aplikasi permohonan

Credit : Jeducation Indonesia

Meski pemerintah Jepang memperbolehkan para pelajar internasional untuk melakukan arubaito selama menempuh pendidikan di Jepang, namun tetap ada persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan tersebut adalah mengajukan aplikasi atau form permohonan ke kantor imigrasi begitu sudah tiba di Jepang.

Kalau sudah mengajukan form tersebut, nantinya akan diberi tanda bahwa mereka sudah diijinkan untuk melakukan baito selama menempuh pendidikan di Jepang. Tanda tersebut bisa dilihat di bagian belakang kartu identitas (zairyukado) milih pelajar asing yang diberikan oleh pihak imigrasi Jepang begitu mereka tiba di Jepang.

Mendapat izin dari pihak imigrasi adalah hal yang sangat penting jika ingin melakukan baito di Jepang. Kalau ada pelajar asing yang nekat melakukan baito tanpa meminta persetujuan dari pihak imigrasi Jepang, maka pekerjaan tersebut akan dianggap illegal. Akibatnya pelajar tersebut akan segera diberhentikan dari kegiatan pendidikannya di Jepang dan dipulangkan ke Negara asalnya.

Makanya harus diingat jika ingin melakukan baito di Jepang, pastikan sudah mengantongi ijin dari pihak imigrasi. Sayang bukan kalau kesempatan belajar di Negara yang punya sistem pendidikan terbaik di dunia ini harus pupus karena lupa meminta ijin.

Perlu diketahui juga, tidak sembarang pelajar bisa melakukan arubaito di Jepang. Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.

  • Minimal berusia 18 tahun
  • Memiliki visa pelajar (Student Visa)
  • Tidak mengganggu proses belajar di sekolah atau universitas
  • Pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan legal yang sudah diperbolehkan secara hokum
  • Tidak lebih dari 28 jam dalam seminggu
  • Bertujuan untuk membantu menambah biaya pendidikan dan biaya lain yang diperlukan selama melangsungkan pendidikan di Jepang

Kalau tidak memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut, maka sebaiknya menunda dulu keinginan untuk arubaito di Jepang.  Sambil terus fokus menempuh pendidikan di sana.

Jenis pekerjaan

Credit : Jeducation

Banyak pekerjaan yang bisa dijadikan sebagai objek arubaito selama menempuh pendidikan di Jepang. Di antara sekian banyak jenis pekerjaan tersebut, ada beberapa yang paling digandrungi oleh para pelajar internasional, yaitu:

Guru les

Bagi para pelajar yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang pelajaran tertentu, jenis baito ini seringkali dijadikan pilihan. Alasannya adalah agar bisa mengajarkan ilmu yang telah dipelajari kepada orang lain. Dengan begitu, ilmu tersebut bisa terus menempel di pikiran mereka. Terlebih, bayaran untuk pekerjaan ini terbilang cukup lumayan. Mengingat masyarakat Jepang sangat menghargai keberadaan guru.

Penjaga toko serba ada

Toko serba ada atau sering disebut konbini biasanya selalu membutuhkan tenaga lebih untuk mengelola tokonya. Biasanya para pelajar yang baito di sini sering mengambil shift malam, mengingat pada pagi dan siangnya mereka masih harus belajar di universitas masing-masing.

Pegawai kafe

Bagi pelajar yang memiliki kemampuan baik di bidang hospitality, pekerjaan ini bisa jadi pilihan terbaik mereka. Namun, dalam pekerjaan ini mereka harus bisa berbicara dengan bahasa Jepang. Karena pekerjaan ini akan mengharuskan para pekerjanya untuk berkomunikasi dengan pengunjung yang datang ke kafe tersebut.

Setelah mendapat informasi pekerjaan paruh waktu yang diinginkan, Anda tidak serta merta akan langsung diterima begitu saja. Tetap ada kegiatan wawancara seperti halnya melamar pekerjaan biasa. Tujuannya adalah untuk sedikit mengenal identitas dari calon pelamar.

First impression adalah hal terpenting dalam tiap wawancara. Agar wawancara yang dilakukan bisa berjalan dengan baik, berikut hal-hal yang harus dipersiapkan.

  • Periksa berbagai peralatan seperti pulpen serta dokumen secara rinci sebelum pergi melakukan wawancara
  • Gunakan pakaian yang sopan. Jangan terlalu santai
  • Tepat waktu. Ingat, Jepang terkenal akan kedisiplinan dan ketepatwaktuannya. Usahakan jangan sampai terlambat, kecuali jika ada hal mendadak yang benar-benar mendesak.

Jika sudah selesai melakukan wawancara,  jangan lupa ucapkan terima kasih kepada pewawancara dan tinggalkan ruangan dengan sopan pula. Biasanya hasil wawancara tidak akan langsung diumumkan, tapi perlu waktu hingga 3-5 hari setelahnya.

Kerja paruh waktu atau arubaito bisa menjadi pengalaman berharga selama menempuh pendidikan di Jepang. Tertarik untuk mencoba?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *